Unlock Blog / Website Using Free Proxy
URL :
« »
« »
« »
Kesempurnaan adalah kesederhanaan yang selalu di syukuri ~ @MotivatorSuper

Senin, 22 Oktober 2012

Sastra Indonesia


Frasa dan Macam-macam Frasa

Frasa mungkin adalah salah satu komponen penulisan atau tata cara penulisan yang secara tidak sadar sering kita gunakan tapi tidak tahu jika itu adalah frasa. Frasa adalah satuan gramatikal atau bisa disebut juga kesatuan linguistik yang di dalamnya menfandung fungsi kalimat S, P, O, Pel, dan K dan tidak lebih. Dalam suatu frasa memiliki suatu inti yang menjadi pokok utama yang akan diterangkan. Berikut ini sedikit penjelasan tentang macam-macam frasa yang sering digunakan.
Ada tiga jenis frasa yang dikenal dalam tata cara penulisan, yakni:

Frasa eksosentris

Frasa eksosentris ini adalah frasa yang tidak memiliki inti frasa dimana penyebaran unsur-unsurnya tidak beraturan. Biasanya pada frasa ini diawali dengan kata depan.

Frasa endosentris

Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki inti frasa. Frasa endosentris ini dibagi menjadi 2 yakni:
  • Frasa endosentris koordinatif, terdiri dari 2 unsur yang setara dan biasanya dihubungkan dengan kata dan atau atau.
  • Frasa endosentris atribut, teridir dari 2 unsur yang berbeda atau tidak setara.

Frasa endosentris apositif

Frasa endosentris apositif ini adalah frasa endosentris yang atributnya diberi keterangan tambahan
Selain itu masih ada frasa lain yang dikenal dengan frasa ambigu, yakni frasa yang memiliki makna ganda. 

Contohnya kambing hitam.

Anda baru saja membaca Frasa dan Macam-macam Frasa. Artikel ini ditulis di dalam kategori Sastra Indonesia. Anda bebas mengshare artikel ini, namun gunakanlah etika yang baik dengan tetap menuliskan sumber link artikel Frasa dan Macam-macam Frasa ini. 


Contoh Imbuhan Awalan, Akhiran dan Sisipan

Dalam berbahasa baik itu secara lisan ataupun non lisan (tulisan) kita selalu menggunakan kata imbuhan. Bahkan dalam satu kalimat kita bisa menggunakan banyak kata imbuhan. Kata imbuhan sendiri adalah kata tambahan yang dilekatkan pada kata dasar. Jika kita berpedoman pada EYD (ejaan yang disempurnakan) setidaknya ada 4 jenis atau 4 macam kata imbuhan yakni awalan, akhiran, awalan akhiran dan sisipan. Pada artikel ini kita akan membahas keempat macam imbuhan tersebut beserta beberapa contoh imbuhan awalan, akhiran, dan sisipan.

Contoh Imbuhan Awalan (prefiks)


Ada beberapa jenis bentuk imbuhan awalan yakni men, di, ter, pen, ber, se, pe, per, ke.
Awalan men- digunakan untuk menyatakan perbuatan, menjadi, menggunakan, menuju, dan dalam keadaan.

Contoh: menerima (perbuatan), menafkahi (perbuatan), meninggal (menjadi/keadaan).


Awalan di- digunakan untuk menyatakan melakukan perbuatan aktif.

Contoh: dibuka


Awalan ber- digunakan untuk menyatakan perbuatan, dalam keadaan, kumpulan, menggunakan, memiliki.

Contoh: bermain (perbuatan/keadaan), bermacam-macam (kumpulan)


Awalan ter- digunakan untuk menyatakan perbuatan pasif, tidak sengaja, paling, kemungkinan.

Contoh: tertinggal (tidak sengaja)


Awalan pen- memiliki makna melakukan, perbuatan, alat, memiliki sifat, melakukan perbuatan pada kata dasar.

Contoh: penjahat (memiliki sifat)


Awalan pe- digunakan untuk menyatakan orang yang melakukan kegiatan, orang yang di.

Contoh: pegulat (melakukan kegiatan)


Awalan se- digunakan untuk menyatakan satu, seluruh, sama, setelah.

Contoh: sebangsa (satu)


Awalan per- digunakan untuk menyatakan membuat jadi, perumpamaan.

Contoh: perusak (membuat jadi)


Awalan Ke- digunakan untuk menyatakan kumpulan, urutan.

Contoh: kedua (urutan).


Contoh Imbuhan Akhiran (sufiks)


Selanjutnya kita akan membahas imbuhan akhiran yakni berupa kan, i, an, hm.. Sedikit juga ya.
Akhiran -kan digunakan untuk menyatakan melakukan perbuatan orang lain, membuat jadi, menyebabkan, menganggap, membawa.

Contoh: hidangkan (membawa)


Akhiran -i digunakan utnuk menyatakan perbuatan berulang, memberi apa yang ada pada bentuk dasarnya, tempat, menyebabkan.

Contoh: duduki (memberi pada kata dasar)


Akhiran -an digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berhubungan dengan kata dasar, satuan, setiap, sekitar, beberapa.

Contoh: himpunan (satuan)


Contoh Imbuhan Gabungan (konfiks)

Yang ketiga (konfiks) adalah imbuhan gabungan yakni awalan dan akhiran. Setidaknya ada 5 bentuk umum dari imbuhan gabungan ini yakni ke-an, per-an, pen-an, ber-an, se-nya.

Imbuhan ke-an digunakan untuk menyatakan hal, brhungunan kata dasar, dalam keadaa, tempat atau daerah.

Contoh: kehidupan (berhubungan dengan kata dasar)


Imbuhan pen-an digunakan untuk menyatakan hal, perbuatan, hasil perbuatan, alat, tempat.

Contoh: penyampaian (pebuatan)


Imbuhan per-an digunakan untuk menyatakan hal, hasil, tempat, daerah, macam-macam.

Contoh: perkotaan (tempat)


Imbuhan ber-an digunakan untuk menyatakan perbuatan kata dasar, berulang-ulang, saling.

Contoh: berhadap-hadapan (saling)


Imbuhan se-nya digunakan untuk menyatakan sampai.

Contoh: sepuasnya (sampai)


Contoh Imbuhan Sisipan (infiks)

Dan terakhir adalah imbuhan sisipan atau yang disebut juga infiks. Salah satunya yang mudah di ingat adalah imbuhan -er- yang disisipkan di kata dasar gigi sehingga berubah menjadi gerigi. Beberapa contoh lainnya adalah sebagai berikut;


Imbuhan -em- digunakan untuk menyatakan banyak dan macam-macam.
Contoh: kelut > kemelut



Imbuhan -in- digunakan untuk menyatakan seperti sifat kata dasarnya.
Contoh: kerja > kinerja



Imbuhan -el- untuk menyatakan seperti sifat kata dasarnya.
Contoh: tunjuk > telunjuk


Semoga macam-macam kata imbuhan ini dapat bermanfaat.

Anda baru saja membaca Contoh Imbuhan Awalan, Akhiran dan Sisipan. Artikel ini ditulis di dalam kategori Sastra Indonesia. Anda bebas mengshare artikel ini, namun gunakanlah etika yang baik dengan tetap menuliskan sumber link artikel Contoh Imbuhan Awalan, Akhiran dan Sisipan ini.


Unsur-unsur Intrinsik Puisi

Siapa sih yang tidak kenal puisi, hampir semua orang mengenal puisi. Memang, puisi adalah salah satu karya sastra yang cukup populer dibandingkan karya tulis lainnya seperti pantun dan gurindam. Salah satu yang menjadi kekuatan puisi adalah unsur-unsur intrinsik puisi yang saling berkaitan satu sama lain. Biasanya puisi ini identik dengan pasangan muda yang sedang dimabuk cinta. Karena memang melalui puisi ini kita bisa mencurahkan semua isi yang ada dihati kita termasuk cinta.
Puisi ini sendiri adalah karya sastra yang terikat dengan rima, ritme dan jumlah baris dalam tiap baitnya. Yang paling mencolok dan membedakan puisi adalah kepadatan bahasa yang digunakan baik secara tulisan maupun secara makna. Semakin baik diksi yang digunakan akan semakin memberikan efek mendalam untuk maknanya.
Bagaimana tertarik untuk membuat puisi? Jika iya maka sebelum kita membuat sebuah puisi kita harus mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur intrinsik puisi yang dimiliki. Unsur intrinsik puisi tersebut terbagi menjadi 2 yakni unsur isi dan bentuk.

Unsur-unsur intrinsik bentuk puisi:

  • Larik, berupa baris dalam bait.
  • Bait, kumpulan larik.
  • Hubungan antar bait.
  • Rima, adanya persamaan bunyi baik di awal maupun di akhir.
  • Diksi atau pilihan kata.
  • Imaji, mengandalkan panca indera untuk menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang beda tapi memiliki sifat yang sama.

Unsur-unsur intrinsik isi puisi:

  • Tema, berupa pokok pikiran atau ide utama yang menjadi tujuan.
  • Nada, berupa sikap penyair yang ditunjukkan kepada pembaca puisi.
  • Amanat, pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah puisi.
  • Perasaan, pelibatan unsur perasaan penyair dalam membangun kata-kata dan amanat yang ingin diberikan.
Berikut ini contoh puisi yang bisa menjadi gambaran bagaimana sih baiknya puisi itu.

Salju
oleh: Anhar

Dalam kenangan cinta
Tiada hati buat mengaduh
Pucat, putih, dan semakin putih
Lenyap duka dan sedih
Putih rinduku, putih cintaku
Adalah cinta dalam kenangan dan rindu

Anda baru saja membaca Unsur-unsur Intrinsik Puisi. Artikel ini ditulis di dalam kategori Sastra Indonesia. Anda bebas mengshare artikel ini, namun gunakanlah etika yang baik dengan tetap menuliskan sumber link artikel Unsur-unsur Intrinsik Puisi ini.



Pengertian dan Ciri-ciri Gurindam

Pada postingan kali ini kita akan mengenal lebih jauh tentang gurindam. Apa itu gurindam, apakah ciri-ciri gurindam dan bagaimana contoh gurindam akan saya rangkum dalam postingan kali ini. Gurindam adalah salah satu jenis puisi lama selain pantun. Gurindam ini berasal dari negara India. Kata gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) ‘kurindam’. Gurindam umumnya digunakan sebagai pemberian nasihat atau sejenis kata-kata mutiara.
Tidak seperti pantun satu bait gurindam hanya terdiri dari 2 larik. kedua larik ini saling berkaitan satu sama lain. Jadi jika larik pertama adalah sebab maka larik kedua adalah akibat, jika larik pertama adalah pertanyaan maka larik kedua adalah jawaban.
Berikut ini adalah ciri-ciri gurindam:
  • Satu bait terdiri dari 2 larik/baris
  • Jumlah suku kata tiap larik tidak ditentukan (umumnya 10-14 suku kata)
  • Ada hubungan sebab akibat antara larik satu dengan dua
  • Sajak A-A
  • Isi terletah di larik kedua
  • Berisikan nasihat atau kata-kata mutiara

Contoh dari gurindam adalah sebagai berikut:


Jika ilmu tiada sempurna
tiada berapa ia berguna
silang selisih jangan dicari
jika bersua janganlah lari berlar
iperkataan tajam jika dilepas
ibarat beringin racun dan upas


Demikianlah sedikit rangkuman singkat tentang gurindam. Silahkan baca tentang karya sastra lainnya seperi pantun, novel, dan cerpen.

Anda baru saja membaca Pengertian dan Ciri-ciri Gurindam. Artikel ini ditulis di dalam kategori Sastra Indonesia. Anda bebas mengshare artikel ini, namun gunakanlah etika yang baik dengan tetap menuliskan sumber link artikel Pengertian dan Ciri-ciri Gurindam ini. 



Contoh Hikayat Nusantara

Setelah sebelumnya saya membagikan pengertian dan unsur intrinsik hikayat, kali ini saya akan membagikan contoh hikayat nusantara yang banyak beredar dan dapat kita jadikan referensi untuk mempermudah memahami unsur-unsur yang ada di dalam suatu hikayat. Seperti contoh-contoh hikayat yang saya tuliskan pada artikel sebelumnya, kali ini saya akan mencoba membahas satu persatu hikayat tersebut.
Langsung saja berikut ini beberapa contoh hikayat nusantara:

Hikayat Tanjung Lesung

Hikayat tanjung lesung merupakan hikayat yang berasal dari daerah Banten. Hikayat ini menceritakan kisah Raden bulog yang berwatak keras kepala. Raden Bulog berkelana untuk mencari gadis cantik yang ada di dalam mimpinya. Dengan gigih dan keras kepala dia terus mencari wanita tersebut. Setelah bertemu dengan wanita yang ada di mimpinya akhirnya raden bulog mempersunting wanita tersebut. Namun petaka datang ketika Raden bulog bersi keras ingin terus memukul lesung lantaran karena dia senang dengan bunyinya.
Untuk membaca cerita lengkapnya silahkan klik di sini, Hikayat Tanjung lesung.

Hikayat Prang Sabi

Hikayat prang sabi merupakan hikayat yang dikarang oleh Teuku Chik pante kulu asal Aceh. Hikayat prang sabi ini merupakan salah satu jenis hikayat heroic yang mampu membangkitakan semangat juang rakyat Aceh pada masa itu. Bukan tanpa hasil, hikayat Prang sabi yang terus dibacakan di seluruh desa-desa mampu membangkitkan semangat jihad. Tak heran jika dulu Aceh termasuk salah satu tempat yang ditakuti oleh bangsa portugis dan penjajah lainnya.
bagi anda yang membutuhkan hikayat ini silahkan klik di sini, Hikayat prang sabi.

Hikayat Mimpi dan Irisan Roti

Hikayat ini merupakan salah satu hikayat hiburan karena tidak menceritakan tentang asal usul atau kisah masa lampau. mungkin untuk sebagian orang hikayat mimpi dan irisan roti ini menyajikan cerita yang lucu. namun dibalik kelucuannya ini sebenarnya hikayat mimpi dan irisan roti ini memberikan pesan atau amanat yang cukup baik.
Penasaran dengan hikayat mimpi dan irisan roti? silahkan baca di sini, hikayat mimpi dan irisan roti.

Anda baru saja membaca Contoh Hikayat Nusantara. Artikel ini ditulis di dalam kategori Sastra Indonesia. Anda bebas mengshare artikel ini, namun gunakanlah etika yang baik dengan tetap menuliskan sumber link artikel Contoh Hikayat Nusantara ini.


Pengertian Hikayat dan Unsur Intrinsik Hikayat

Bangsa melayu termasuk salah satu bangsa yang kayak akan karya sastra. Selain novel dan cerpen masih ada hikayat, yakni salah satu bentuk sastra prosa yang menyajikan cerita rekaan, sejarah, agama, biografis atau gabungan diantaranya. Mungkin masih banyak diantara kita semua yang belum mengenal pengertian hikayat atau unsur intrinsik hikayat. Banyak fungsi dari hikayat ini diantaranya adalah sebagai pelipur lara, pembangkit semangat dan sebagai hiburan. Salah satu contoh hikayat terkenal yang mungkin bisa kita pelajari adalah hikayat prang sabi yang berasal dari Aceh.
Hikayat prang sabi ini menceritakan tentang jihad. Diantaranya banyak yang menggambarkan kisah keberanian para pejuang yang bertarung di dalam sebuah peperangan. Selain mengangkat atau menyajikan pembelajaran agama hikayat ini juga bisa membangkitkan semangat generasi selanjutnya untuk mencontoh bagaimana semangat perjuangan yang ditunjukkan oleh para pahlawan.
Sama seperti novel dan cerpen, hikayat juga memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik hikayat berupa tema, alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat (untuk menjelasan lebih lengkap lihat di sini saja). Sedangkan unsur ekstrinsik hikayat adalah berupa riwayat pengarang, sosial budaya, adat atau nilai-nilai yang terkandung di dalam masyarakat.
Adapun contoh-contoh hikayat, yakni sebagai berikut:
  • Hikayat prang sabi
  • Hikayat si Miskin dan Marakarma
  • Hikayat Indera Bangsawan
  • Hikayat Mimpi dan Irisan Roti
  • Hikayat si miskin
  • Hikayat Tanjung Lesung
Anda baru saja membaca Pengertian Hikayat dan Unsur Intrinsik Hikayat. Artikel ini ditulis di dalam kategori Sastra Indonesia. Anda bebas mengshare artikel ini, namun gunakanlah etika yang baik dengan tetap menuliskan sumber link artikel Pengertian Hikayat dan Unsur Intrinsik Hikayat ini.


Unsur-unsur Intrinsik Novel

Unsur-unsur Intrinsik Novel. Menjadi novelis terkenal memang merupakan dambaan semua orang. Namun tak semua orang dapat membuat sebuah novel. Begitu juga halnya dengan saya yang sampai saat ini berangan-angan memiliki sebual novel sendiri namun apa daya otak tak sampai. Untuk mengobatinya mungkin artikel unsur-unsur intrinsik novel ini cukup untuk mengobati keinginan saya yang tak sampai untuk memiliki novel sendiri.
Novel sendiri merupakan karya sastra yang dibangun melalui gabungan 2 unsur yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Dan yang akan kita pelajari lebih jauh di sini adalah unsur intrinsik sebuah novel.
Unsur intrinsik novel terdiri dari beberapa unsur seperti tema, penokohan, latar, alur, dan sudut pandang. Dan berikut ini sedikit penjelasan dari masing-masing unsur tersebut.

Tema
Tema merupakan gagasan utama yang mendasari sebuah novel. Banyak cara untuk menampilkan tema ini beberapa diantaranya adalah dengan pelukisan latar dan sifat tokoh. Salah satu contoh tema novel adalah tema percintaan seperti novel Sitti Nurbaya dan banyak lagi contoh tema lainnya.


Penokohan
Penokohan adalah pemberian watak kepada peran di dalam sebuah novel. Dalam sebuah novel tokoh diperankan secara lengkap baik lahiriah maupun batiniah. Sehingga tokoh yang diperankan seperti layaknya manusia di dunia nyata yang memiliki sifat-sifat seperti pemarah, rajin, pintar, baik, dll.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan pengarang untuk menampilkan watah dari tokoh novel.
  1. Penggambaran bentuk lahiriah seperti keadaan fisik, tingkah dan cara berpakaian.
  2. Penggambaran jalan pikiran tokoh.
  3. PEnggambaran melalui reaksi tokoh terhadap hal atau peristiwa tertentu.
  4. Penggambaran lingkungan atau keadaan sekitar tokoh.
Jika di lihat dari wataknya tokoh dibagi menjadi tokoh antagonis sebagai penimbul konflik dan tokoh protagonis yang berwatak baik, benar dan tidak jahat. Sedangkan dilihat dari kepentingannya terbagi menjadi tokoh pembantu dan tokoh utama.


Latar
Latar merupakan keterangan peristiwa kejadian yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana.



Alur
Alur merupakan keseluruhan jalan peristiwa yang tersusun secara bagian-bagian sebuah novel. Ada 3 jenis alur yakni:
Alur maju (perkenalan, penampilan masalah, konflik, penyelesaian)
Alur mundur (diawali dengan tahap penyelesaian dan kemudian dilanjutkan oleh tahap lainnya.
Alur gabungan (merupakan gabungan antara maju dan mundur dengan alur konflik, perkenalan, kemudian penyelesaian)



Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang untuk menyampaikan cerita. Untuk lebih jelasnya berikut jenis-jenis sudut pandang yang biasa digunakan.

  1. Sudut pandang orang pertama pelaku utama, di sini pengarang menyebut atau menggambarkan tokoh utama ‘AKU’.
  2. Sudut Pandang orang ketiga, pengarang menggunakan orang ketiga sebagai pelaku utama dengan menggunakan kata panggil orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang.
  3. Sudut pandang serba tahu, disini seolah-olah pengarang tahu semua watak tokoh yang dimainkan.

Cukup sekian dulu unsur-unsur intrinsik novel yang bisa saya berikan. Jika ada penjelasan atau kalimat yang salah mohon koreksinya ya.

Anda baru saja membaca Unsur-unsur Intrinsik Novel. Artikel ini ditulis di dalam kategori Sastra Indonesia. Anda bebas mengshare artikel ini, namun gunakanlah etika yang baik dengan tetap menuliskan sumber link artikel Unsur-unsur Intrinsik Novel ini.

Animasi|Artikel|Unik dan Menarik|Auto Text BB|Blog Code|Blog Info|Blog Tool|Cerita Rakyat|Cinema|
Download|P Ramlee|Mutiara Bijak|HJ-Split|Pendidikan|PTC|Sejarah|SEO|Kesehatan|Tutorial|
Idul Adha|Update Via App|Widget|
 © Copyright 2012 by Ananda Donie

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Accept criticism and suggestions from friends for the perfection of this Blog.
Hopefully this article useful,
Thank you :)

Berlangganan via Email


Powered by Ananda Donie
Recent Comment
Open Cbox
© Copyright 2013 Ananda Donie
AWAS!!! Jangan kotori perjuangan para pahlawan dengan korupsi. Selamat HARI PAHLAWAN NASIONAL