Unlock Blog / Website Using Free Proxy
URL :
« »
« »
« »
Kesempurnaan adalah kesederhanaan yang selalu di syukuri ~ @MotivatorSuper

Senin, 22 Oktober 2012

Yong Memecahkan Rekor Dunia (versi baru)


Ananda Donie | Bengkalis, Riau


Sampai di hotel yong langsung masuk ke kamar. Penat badan yong, sebab terlalu lama
berjalan. Maksud yong nak rehat sekejap. Tapi bini yong mengajajak yong pergi makan ke restoran besar yang ada di depan hotel. Karena sayang dengan bini yong pun pergi jugalah. Bukan main payah hendak menyeberang jalan di Amerika. Tapi akhirnya yong dengan bini yong berhasil juga menyeberang jalan. Yong masuk dalam restoran, duduk langsung di kursi makan. Datang pelayan restoran itu menyodor daftar makanan dengan yong. Yong hitung jumlahnhya. Rupanya ada seratus jenis makanan yang ada di dalam daftar makan itu. Yong tunjuk daftar nomor dua belas. Nama makanan itu yang paling panjang. Yang lain satu atau dua kata saja. Tapi yang nomor dua belas itu lima kata panjangnya. Yong pesan dengan pelayan itu, “Cepat sikit, perut yong lapar”. Pelayan itu bertanya pula dengan bini yong nak makan apa. Bini yong ditunjuk dia makan macam orang yang duduk di meja sebelah. Pelayan itu mengangguk-angguk saja. Rupanya bini yong makan nasi biasa, macam makan di Bengkalis. Lauk dia lomek asam pedas. Yong cakap dengan bini yong, “Kalau Cuma makan nasik dengan lauk lomek asam pedas, tak payahlah ke Amerika, di Bengkalispun banyak”. “Saya tu takut salah makan. Takut sakit perut”, kata bini yong. “Apa pula takut sakit perut. Di Amerika ini orang senantiasa menjaga kesehatan. Bukan macam di Bengkalis, makan tempoyak banyak bisa sakit perut”, kata yong. Tak lama setelah itu. Datanglah pelayan mengantar makanan yang yong pesan. Yong tengok di atas pinggan makan yong itu ada sudu, garpu dan ada pisau pula. Alamak, ini makanan berbahaya kata yong. Yong tengok isi di dalamnya, rupanya rujak. Patutlah nama dia bukan main panjang sampai lima kata. Rupanya rujak itu ada putik jambu, ada nenas, ada mentimun, mempelam muda, kuahnya kuah kacang. Suailah nama dia bukan main panjang. Agaknya orang Amerika itu tak tahu nama makan yang dibuat nya itu sebetulnya rujak, singkat. Karena gengsi dengan bini yong. Suka tak suka rujak itupun yong makan. Yong cakap dengan bini yong sedap makanan yang yong pesan tadi. Kamipun balik ke hotel. Sampai di kamar, yong sakit perut. Tak tanggung sakit betul perut yong. Pergi yong ke belakang hotel tempat yong menginap. Yong Tanya dengan penjaga hotel, “Dimana jamban”, tanya yong.

“Di dalam kamar”, jawab penjaga hotel. “Apa di dalam kamar yong ada jamban? Jadi pintu yang sebiji itu pintu jamban?”, penjaga hotel itu menganguk. Yongpun masuk ke kamar hotel lagi. Sekali yong tenggok tak ada jamban di dalam kamar hotel yong. Yang ada cuma bak air. Tak mungkin pula yong hendak melepas di dalam bak air, pakai apa pula hendak mandi nanti. Ada benda selonggok, tapi bertutup tak ada lubang. Yong rasa benda itu juga bukan jamban.

Karena tak tahan, yong buka kaus kaki yong. Yongpun melepas taik dalam kaus kaki. Penuh dalam kaus kaki yong benda yang yong lepas itu. Barulah lapang rasa perut yong. Tapi yong bingung, tak tahu hendak membuang kemana. Tak ada lubang. Yang ada hanya tingkap kecil, itupun jauh di atas kepala yong. Hendak yong panjat, tak ada pula tempat memijak. Akhirnya yong ada akal, yong lempar saja. Yongpun mengayun kaus kaki yong yang penuh itu, supaya tepat keluar lewat tingkap kecil yang di atas. Tiga empat kali yong mengayun kaus kaki, belum juga yong lepas kan. Waktu yong pandang ke kaus, isinya sudah tidak ada. Sudah hilang. Astaga, rupanya ujung kaus yong itu bocor. Jadi isi di dalam kaus tadi sudah terlepas dulu. Ada yang ke dinding, ada ke lantai, ada pula yang ke langit-langit. Yong jadi binggung. “Matilah yong kena marah penjaga hotel. Matilah yong kena bawa ke kantor polisi”, dalam hati yong.

Karena yong cemas, yong pura-pura berteriak “tolong, tolong…”. Penjaga hotel datang. Terkejut penjaga hotel melihat kejadian itu, lalu penjaga hotelpun keluar dari kamar yong. Selepas itu empat orang dibawa dia masuk ke kamar yong. Yong menyangka orang yang empat itu adalah polisi.

Tapi rupanya yang empat orang bukan polisi. Rupanya empat orang itu pencatat rekor dunia. Nama yongpun dicatat sebagai orang yang pertama berhasil memberak langit-langit sekaligus memberak dinding. Sebab bagi orang Amerika selama ini belum ada orang yang bisa memberak dinding apa lagi memberak langit-langit. Tapi kalau memberak lantai semua orang bisa. Karena itulah yong dapat hadiah pemecah rekor dunia. Apa lagi, wartawan pun sibuk mengodak yong. Kelap kelip lampu Kodak mengentam muka yong. Berbagai Koran ada gambar muka yong. Yongpun tak sangka bisa begini.


Editor : Ananda Donie 

Berlangganan via Email


Powered by Ananda Donie
Recent Comment
Open Cbox
© Copyright 2013 Ananda Donie
AWAS!!! Jangan kotori perjuangan para pahlawan dengan korupsi. Selamat HARI PAHLAWAN NASIONAL