Ananda Donie | Bengkalis, Riau

anandadonie.blogspot.com - Meningkatnya kesadaran
pemberian ASI eksklusif memunculkan beberapa fenomena baru, salah satunya adalah donor ASI atau ibu yang tidak dapat memberikan ASI-nya secara langsung meminta bantuan ibu menyusui lain yang kelebihan stok ASI.
Menurut pakar laktasi dr. Utami Roesli, SpA, ASI memang pilihan yang jauh lebih baik dari susu formula. Namun lebih baik lagi jika ibu memberikan langsung kepada bayi.
"ASI-mu hanya untuk anakmu, bukan untuk anak kakakmu, atau anak orang lain," tegasnya dalam Edukasi Laktasi bersama UNICEF dan BCA, Kamis (4/7/2013) kemarin, di Jakarta.
Utami mengatakan, ASI merupakan cairan hidup yang terdiri dari darah orang yang mengeluarkannya. Sehingga ASI bisa merupakan salah satu sarana menyalurkan penyakit, termasuk HIV.
Peraturan Pemerintah tentang donor ASI, lanjutnya, masih belum jelas mengatur pemeriksaan kesehatan pendonor ASI. Sehingga ada kemungkinan pendonor memiliki HIV yang bisa disalurkan ke bayi.
"Tidak seperti di beberapa negara lain, PP tentang donor ASI di Indonesia belum jelas. Seharusnya sebelum mendonor, pendonor melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dulu," paparnya.
Lantaran merupakan cairan hidup, ASI juga berisi gen. Memberikan cairan tersebut ke bayi orang lain berarti ada pencampuran gen di sana.
Menurut ilmu biologi, tidak boleh terjadi perkawinan dari dua orang yang mengandung gen yang sama. Artinya, bayi yang mendapat donor ASI tidak boleh melakukan perkawinan dengan anak pendonor kelak. Apabila terjadi perkawinan, besar kemungkinan keturunannya menderita cacat gen.
"Saya tidak menyarankan donor ASI. Apalagi mendapatnya dari mailing list atau media sosial. Karena belum jelas keadaan orang yang memberikan ASI," kata Utami.
Sebaliknya, Utami menyarankan agar ibu melakukan teknik laktasi yang baik agar ASI bisa lancar. "Bahkan dengan teknik tersebut, seorang nenek bisa lagi mengeluarkan ASI," ujarnya.
pemberian ASI eksklusif memunculkan beberapa fenomena baru, salah satunya adalah donor ASI atau ibu yang tidak dapat memberikan ASI-nya secara langsung meminta bantuan ibu menyusui lain yang kelebihan stok ASI.
Menurut pakar laktasi dr. Utami Roesli, SpA, ASI memang pilihan yang jauh lebih baik dari susu formula. Namun lebih baik lagi jika ibu memberikan langsung kepada bayi.
"ASI-mu hanya untuk anakmu, bukan untuk anak kakakmu, atau anak orang lain," tegasnya dalam Edukasi Laktasi bersama UNICEF dan BCA, Kamis (4/7/2013) kemarin, di Jakarta.
Utami mengatakan, ASI merupakan cairan hidup yang terdiri dari darah orang yang mengeluarkannya. Sehingga ASI bisa merupakan salah satu sarana menyalurkan penyakit, termasuk HIV.
Peraturan Pemerintah tentang donor ASI, lanjutnya, masih belum jelas mengatur pemeriksaan kesehatan pendonor ASI. Sehingga ada kemungkinan pendonor memiliki HIV yang bisa disalurkan ke bayi.
"Tidak seperti di beberapa negara lain, PP tentang donor ASI di Indonesia belum jelas. Seharusnya sebelum mendonor, pendonor melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dulu," paparnya.
Lantaran merupakan cairan hidup, ASI juga berisi gen. Memberikan cairan tersebut ke bayi orang lain berarti ada pencampuran gen di sana.
Menurut ilmu biologi, tidak boleh terjadi perkawinan dari dua orang yang mengandung gen yang sama. Artinya, bayi yang mendapat donor ASI tidak boleh melakukan perkawinan dengan anak pendonor kelak. Apabila terjadi perkawinan, besar kemungkinan keturunannya menderita cacat gen.
"Saya tidak menyarankan donor ASI. Apalagi mendapatnya dari mailing list atau media sosial. Karena belum jelas keadaan orang yang memberikan ASI," kata Utami.
Sebaliknya, Utami menyarankan agar ibu melakukan teknik laktasi yang baik agar ASI bisa lancar. "Bahkan dengan teknik tersebut, seorang nenek bisa lagi mengeluarkan ASI," ujarnya.
Sumber : health.kompas
Editor : Ananda Donie
Animasi|Artikel|Unik dan Menarik|Auto Text BB|Blog Code|Blog Info|Blog Tool|Cerita Rakyat|Cinema|
Download|P Ramlee|Mutiara Bijak|HJ-Split|Pendidikan|PTC|Sejarah|SEO|Kesehatan|Tutorial|
Idul Adha|Update Via App|Widget|Cerpen|News
Download|P Ramlee|Mutiara Bijak|HJ-Split|Pendidikan|PTC|Sejarah|SEO|Kesehatan|Tutorial|
Idul Adha|Update Via App|Widget|Cerpen|News
Copyright © 2012 by Ananda Donie. All rights reserved
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Accept criticism and suggestions from friends for the perfection of this Blog.
Hopefully this article useful,
Thank you :)