Ananda Donie | Bengkalis, Riau
Jakarta, anandadonie.blogspot.com - Penyebab kanker pada
anak belum diketahui. Namun, diduga akibat penyimpangan pertumbuhan sel karena ada cacat gen. Selain itu, ada pula pengaruh lingkungan.
Dalam seminar awam tentang Kanker Anak dan Kanker Serviks di RSIA Evasari, Sabtu (22/6), di Jakarta, Guru Besar Divisi Hematologi-Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Djajadiman Gatot mengatakan, pada bayi maupun anak kecil gejala kanker sulit diketahui karena mereka tidak dapat menceritakan keluhannya.
Kanker yang sering dijumpai pada anak ialah kanker darah (leukemia), tumor otak, kanker mata (retinoblastoma), kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker saraf (neuroblastoma), kanker ginjal, kanker jaringan otot (rabdomiosarkoma), dan kanker tulang.
Kanker pada anak dapat diobati dan potensial disembuhkan terutama bila dikenali sejak dini dan tahapan pengobatan diikuti hingga tuntas. Namun, umumnya pasien datang ke dokter setelah kanker menyebar luas dan tahapan pengobatan tidak dijalani sampai selesai.
Ada beberapa cara mengobati kanker, yakni dengan operasi, kemoterapi, radiologi, dan transplantasi sumsum tulang. Kemoterapi merupakan pengobatan tunggal untuk leukemia dan limfoma. Kemoterapi juga dilakukan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi serta sesudah operasi untuk membasmi sel tumor.
”Masih banyak orangtua pasien yang keberatan anaknya menjalani kemoterapi karena mendapat informasi yang salah menyangkut efek samping. Padahal, dokter sedapat mungkin meminimalkan efek samping. Kemoterapi masih menjadi tumpuan pengobatan kanker di dunia internasional,” ujar Djajadiman.
Djajadiman memaparkan, jika anak menunjukkan gejala pucat, lesu, dan lemah, demam yang tidak jelas sebabnya, nyeri pada tulang, kelenjar getah bening bengkak, dan perut bengkak patut diwaspadai menderita leukemia.
Jika muncul gejala sakit kepala disertai mual sampai muntah menyemprot, penurunan kesadaran, gangguan berbicara, atau keseimbangan, kelumpuhan, atau kejang patut diwaspadai anak menderita tumor otak.
Direktur RSIA Evasari, Dini Handayani, mengatakan, kanker yang paling banyak diderita pasien anak di tempatnya adalah leukemia. Pengelola rumah sakit membangun ruang pelayanan untuk pasien imunitas rendah. Ruang itu dan ruang perawatan intensif bayi baru lahir menjadi layanan andalan RS itu. (ADH)
anak belum diketahui. Namun, diduga akibat penyimpangan pertumbuhan sel karena ada cacat gen. Selain itu, ada pula pengaruh lingkungan.
Dalam seminar awam tentang Kanker Anak dan Kanker Serviks di RSIA Evasari, Sabtu (22/6), di Jakarta, Guru Besar Divisi Hematologi-Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Djajadiman Gatot mengatakan, pada bayi maupun anak kecil gejala kanker sulit diketahui karena mereka tidak dapat menceritakan keluhannya.
Kanker yang sering dijumpai pada anak ialah kanker darah (leukemia), tumor otak, kanker mata (retinoblastoma), kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker saraf (neuroblastoma), kanker ginjal, kanker jaringan otot (rabdomiosarkoma), dan kanker tulang.
Kanker pada anak dapat diobati dan potensial disembuhkan terutama bila dikenali sejak dini dan tahapan pengobatan diikuti hingga tuntas. Namun, umumnya pasien datang ke dokter setelah kanker menyebar luas dan tahapan pengobatan tidak dijalani sampai selesai.
Ada beberapa cara mengobati kanker, yakni dengan operasi, kemoterapi, radiologi, dan transplantasi sumsum tulang. Kemoterapi merupakan pengobatan tunggal untuk leukemia dan limfoma. Kemoterapi juga dilakukan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi serta sesudah operasi untuk membasmi sel tumor.
”Masih banyak orangtua pasien yang keberatan anaknya menjalani kemoterapi karena mendapat informasi yang salah menyangkut efek samping. Padahal, dokter sedapat mungkin meminimalkan efek samping. Kemoterapi masih menjadi tumpuan pengobatan kanker di dunia internasional,” ujar Djajadiman.
Djajadiman memaparkan, jika anak menunjukkan gejala pucat, lesu, dan lemah, demam yang tidak jelas sebabnya, nyeri pada tulang, kelenjar getah bening bengkak, dan perut bengkak patut diwaspadai menderita leukemia.
Jika muncul gejala sakit kepala disertai mual sampai muntah menyemprot, penurunan kesadaran, gangguan berbicara, atau keseimbangan, kelumpuhan, atau kejang patut diwaspadai anak menderita tumor otak.
Direktur RSIA Evasari, Dini Handayani, mengatakan, kanker yang paling banyak diderita pasien anak di tempatnya adalah leukemia. Pengelola rumah sakit membangun ruang pelayanan untuk pasien imunitas rendah. Ruang itu dan ruang perawatan intensif bayi baru lahir menjadi layanan andalan RS itu. (ADH)
Sumber : kompas.cetak
Editor : Ananda Donie
Animasi|Artikel|Unik dan Menarik|Auto Text BB|Blog Code|Blog Info|Blog Tool|Cerita Rakyat|Cinema|
Download|P Ramlee|Mutiara Bijak|HJ-Split|Pendidikan|PTC|Sejarah|SEO|Kesehatan|Tutorial|
Idul Adha|Update Via App|Widget|Cerpen|News
Download|P Ramlee|Mutiara Bijak|HJ-Split|Pendidikan|PTC|Sejarah|SEO|Kesehatan|Tutorial|
Idul Adha|Update Via App|Widget|Cerpen|News
Copyright © 2012 by Ananda Donie. All rights reserved
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Accept criticism and suggestions from friends for the perfection of this Blog.
Hopefully this article useful,
Thank you :)