Ananda Donie | Bengkalis, Riau
PEKANBARU [anandadonie.blogspot.com] - Satuan Tugas
Tanggap Darurat Asap terus melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) dengan kekuatan penuh, meski pantauan satelit menunjukan jumlah titik panas sebagai sumber kabut asap di Provisi Riau turun drastis.
Dalam rapat koordinasi di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Rabu (27/6/2013), Satgas mengungkapkan data citra satelit NOAA 18 menunjukan hotspot menyisakan 53 titik yang terpantau terakhir pada Selasa (25/6) petang atau turun dari sebelumnya sempat mencapai 267 titik panas.
Kepala Divisi I Kostrad, Brigjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan setiap satu peleton pasukan yang diperbantukan untuk memadamkan titik api dipersenjatai pompa air. "Kami perlu alat dengan daya khusus untuk memadamkan kebakaran di lahan gambut, jadi satu peleton minimal membawa satu pompa air," kata Tatang seperti dilansir antara.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia mengerahkan bala bantuan untuk pemadaman kebakaran lewat darat sebanyak 2.252 personel gabungan. Mereka terdiri dari 600 Kostrad TNI AD, 600 Marinir TNI AL, 630 Paskhas TNI AU, 320 polisi serta 102 dari BNPB dan Kementerian Kehutanan.
Dengan asumsi satu peleton berisi 30 personel, maka pasukan Kostrad akan dipersenjatai sebanyak 20 pompa air selama bertugas memadamkan Karhutla di Riau.
Ia mengatakan, pihaknya kini sedang menginventarisir pompa air yang dibutuhkan di lapangan karena tanpa peralatan itu pemadaman kebakaran tidak akan optimal karena api pada lahan gambut bisa berada di kedalaman permukaan tanah. "Tidak mungkin kita hanya memadamkan pakai ember berisi air saja," katanya.
Komandan Satgas Tanggap Darurat Asap Brigjen TNI Teguh Rahardjo mengatakan, upaya pemadaman kebakaran dari darat sejauh ini memang masih terkendala peralatan yang kurang memadai. Selain itu, pemadaman juga kesulitan untuk menemukan sumber air. "Lokasi pemadaman kebakaran juga relatif jauh dari jalan," ujar Teguh.
Namun, ia mengatakan kendala itu harus segera ditanggulangi dengan mengoptimalkan peralatan yang ada. "Koordinasi pasukan darat dan udara juga penting dalam proses pemadaman kebakaran saat di lapangan," katanya.(*)
Tanggap Darurat Asap terus melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) dengan kekuatan penuh, meski pantauan satelit menunjukan jumlah titik panas sebagai sumber kabut asap di Provisi Riau turun drastis.
Dalam rapat koordinasi di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Rabu (27/6/2013), Satgas mengungkapkan data citra satelit NOAA 18 menunjukan hotspot menyisakan 53 titik yang terpantau terakhir pada Selasa (25/6) petang atau turun dari sebelumnya sempat mencapai 267 titik panas.
Kepala Divisi I Kostrad, Brigjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan setiap satu peleton pasukan yang diperbantukan untuk memadamkan titik api dipersenjatai pompa air. "Kami perlu alat dengan daya khusus untuk memadamkan kebakaran di lahan gambut, jadi satu peleton minimal membawa satu pompa air," kata Tatang seperti dilansir antara.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia mengerahkan bala bantuan untuk pemadaman kebakaran lewat darat sebanyak 2.252 personel gabungan. Mereka terdiri dari 600 Kostrad TNI AD, 600 Marinir TNI AL, 630 Paskhas TNI AU, 320 polisi serta 102 dari BNPB dan Kementerian Kehutanan.
Dengan asumsi satu peleton berisi 30 personel, maka pasukan Kostrad akan dipersenjatai sebanyak 20 pompa air selama bertugas memadamkan Karhutla di Riau.
Ia mengatakan, pihaknya kini sedang menginventarisir pompa air yang dibutuhkan di lapangan karena tanpa peralatan itu pemadaman kebakaran tidak akan optimal karena api pada lahan gambut bisa berada di kedalaman permukaan tanah. "Tidak mungkin kita hanya memadamkan pakai ember berisi air saja," katanya.
Komandan Satgas Tanggap Darurat Asap Brigjen TNI Teguh Rahardjo mengatakan, upaya pemadaman kebakaran dari darat sejauh ini memang masih terkendala peralatan yang kurang memadai. Selain itu, pemadaman juga kesulitan untuk menemukan sumber air. "Lokasi pemadaman kebakaran juga relatif jauh dari jalan," ujar Teguh.
Namun, ia mengatakan kendala itu harus segera ditanggulangi dengan mengoptimalkan peralatan yang ada. "Koordinasi pasukan darat dan udara juga penting dalam proses pemadaman kebakaran saat di lapangan," katanya.(*)
Sumber : halloriau
Editor : Ananda Donie
Animasi|Artikel|Unik dan Menarik|Auto Text BB|Blog Code|Blog Info|Blog Tool|Cerita Rakyat|Cinema|
Download|P Ramlee|Mutiara Bijak|HJ-Split|Pendidikan|PTC|Sejarah|SEO|Kesehatan|Tutorial|
Idul Adha|Update Via App|Widget|Cerpen|News
Download|P Ramlee|Mutiara Bijak|HJ-Split|Pendidikan|PTC|Sejarah|SEO|Kesehatan|Tutorial|
Idul Adha|Update Via App|Widget|Cerpen|News
Copyright © 2012 by Ananda Donie. All rights reserved
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Accept criticism and suggestions from friends for the perfection of this Blog.
Hopefully this article useful,
Thank you :)